Archive | Februari 2012

10 Pertanyaan Seputar Madu

Oleh: Abu Abdilhalim bin Muhammad Zaidin bin Achsan
(Pemerhati Herbal dan Pengobatan Tradisional, sekarang tinggal di Sleman)

”Minum madu adalah salah satu cara untuk menjaga kesehatan kita sekeluarga. Namun, dengan semakin bertambahnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi madu, bahaya justru datang mengancam. Ya, kesehatan menjadi terancam, karena diduga telah banyak madu yang dicampur atau dipalsukan oleh para produsen madu yang tidak bertanggung jawab”

Mengingat banyaknya pertanyaan di masyarakat terkait seputar madu alami, kiranya perlu kami sampaikan beberapa pertanyaan yang sering muncul. Semoga jawaban yang kami sampaikan dapat menambah wawasan dan bermanfaat.

1.Bagaimana cara mengetahui keaslian madu yang akan kita beli di toko atau swalayan?
Jawab :
Madu asli dan alami dapat dikenali dengan ciri sebagai berikut:
–     Mempunyai izin yang benar dari Dinas Kesehatan atau Balai POM setempat (bisa P-IRT, MD, atau TR)
–     Aroma, warna, rasa, dan kekentalan yang khas.
–     Dikemas secara baik dan higienis (tidak bocor, atau yang semisalnya)
–     Ada garansi total dari produsennya, dimana semua madunya telah diuji di laboratorium.
–     Hasil pengujiannya harus memenuhi persyaratan SNI 0135. 45-2004 (uji kadar air, diastase indeks, kadar glukosa, kadar fruktosa, kadar sukrosa, HMF, dll).

2. Apakah cara pengujian dengan memasukan kuning telur ke dalam madu bisa dijadikan standar?
Jawab:
Di masyarakat memang berkembang kebiasaan untuk menguji keaslian madu dengan cara seperti di atas. Pengujian tersebut sebenarnya tidak seratus persen benar, masih butuh pembuktian melalui laboratorium.

3. Bagaimana dengan cara pengujian madu pada koran?
Jawab:
Sama saja. Karena pada madu yang asli sekalipun bila kadar airnya tinggi bisa merembes pada kertas koran, sebagaimana yang pernah diujikan oleh Bpk. M. Sadyi Masun di kalimantan (pemerhati produk lebah dan penulis buku “Jeli Memilih Madu”).

4. Apakah madu yang dikerumuni semut adalah madu palsu atau campuran?
Jawab:
Menurut oleh B. Sarwono, salah seorang ahli perlebahan di Indonesia, bahwa semut merupakan hama bagi lebah penghasil madu. Sebagai hama pengganggu, kehadiran semut di sarang lebah madu tentu dapat merugikan produksi. Hal ini disebabkan serangga ini memakan madu, tempayak, lilin dan sisa-sisa pakan lebah.
Pendapat ini didukung oleh Prof. Dr. D.TH. Sihombing. Guru Besar IPB (Institut Pertanian Bogor) ini menjelaskan “…menjadikannya sebagai rantaian makanan yang mengangkut madu, telur dan larva…”
Dari pendapat kedua ahli tersebut di atas, setelah mereka melakukan penelitian yang cukup lama, dapat kita simpulkan bahwa semut tetap suka dengan madu, apapun jenis madunya, madu asli maupun palsu. Pada kasus tertentu, memang semut tidak suka pada madu, hal ini bisa jadi disebabkan oleh faktor fermentasi pada madu. Sehingga penentuan keaslian madu dengan indikator tersebut tidak dapat diterima.

5. Lalu, apa cara yang cepat dan mudah bagi kita untuk mengecek keaslian madu?
Jawab:
Ada cara praktis yang dapat digunakan sebagai indikator minimal madu asli adalah:
–     Dengan memeriksa kadar keasaman madu dengan menggunakan indikator pH meter. Madu palsu biasanya memiliki pH 2,4-3,3 atau diatas 5. Sedangkan madu asli mempunyai pH 3,4-4,5.
–     Dengan menggunakan korek api (non gas/korek batang) tetap dapat menyala setelah dicelup ke madu, walaupun dalam waktu yang lama, maka madu tersebut asli. Cara ini membutuhkan waktu, karena adakalanya pada madu palsu sekalipun, korek dapat menyala bila setelah dicelup langsung dinyalakan (atau hanya menungu beberapa menit).
– Madu asli tidak akan membeku (atau mengeras, seperti es batu) bila disimpan di lemari es. Namun yang terjadi adalah pada sebagian madu akan mengalami pengkristalan.

–     Teteskan madu ke air dalam mangkok atau gelas bening. Bila tetesan madu jatuh tegak lurus dan tidak membuat keruh air dalam waktu lama (diatas 1 jam), maka diperkirakan bukan madu palsu.
–     Yang terbaik walaupun berbiaya adalah dengan menggunakan pengujian secara laboratorium. Standar yang digunakan adalah standar SNI 0135.45 – 2004 (uji kadar air, diastase indeks, kadar glukosa, kadar fruktosa, kadar sukrosa, HMF, dll).

6.  Mengapa madu dapat mengkristal? apakah ini menunjukan bila madu tersebut palsu atau tercampur?
Jawab:
Dapat dijelaskan di sini, bahwa kejadian mengkristal / berubah bentuk, memang banyak terjadi pada sebagian jenis madu, terutama bila madu disimpan pada suhu dingin. Pengkristalan dimulai dari bagian bawah wadah, madu perlahan-lahan akan mengalami pengkristalan atau berubah warna kuning atau keputihan. Hal ini lazim terjadi pada madu jenis madu karet, mete, kelengkeng, kaliandra, kopi, dan madu hutan belantara. Kejadian ini disebabkan oleh kandungan zat yang ada pada madu yang bernama dextrosa.
Sifat dextrosa adalah mudah mengkristal pada suhu dingin, begitu seperti dijelaskan oleh Prof.Dr. D.T.H. Sihombing, guru besar IPB (Institut Pertanian Bogor). Pendapat tersebut di atas juga didukung oleh RM. Sumo Prastowo, CDA dan R. Agus Suprapto, BA. Juga para ahli madu lainnya. Adanya partikel-pertikel kecil seperti debu, bee pollen, sisa lilin atau propolis, dan gelembung udara pada madu dapat juga menstimulasi kristalisasi pada madu.

7. Adakah penanganan bila madu mengkristal?
Jawab:
Umumnya terjadinya kristalisasi tergantung dari jenis madu dan penanganan pasca panen, dan kondisi penyimpanan. Kristalisasi pada madu tentu mengurangi kualitas madu yang dijual, kondisi ketika padatan madu sudah mencair akan mempercepat pertumbuhan khamir pada madu sehingga terjadilah fermentasi yang menghasilkan rasa asam pada madu.
Kristalisasi pada madu dapat dikurangi dengan menjaga suhu madu pada 40 derajat celcius sampai tujuh puluh satu derajat celcius selama pembotolan, penyaringan madu sebelum dikemas untuk menghilangkan partikel-partikel yang dapat memancing kristalisasi (National Honey Board, 2006).
Jika madu sudah terlanjur mengkristal sebaiknya madu dituang ke wadah kaca dan rendam dalam air hangat sambil di aduk sampai kristalnya hancur. Atau tuang madu ke wadah yang tahan panas kemudian panaskan dalam microwave, aduk setiap 30 detik sampai kristalnya mencair. Ingat, untuk mencairkan kembali kristal madu tidak dianjurkan untuk merebusnya.

8. Lalu apa pencegahannya agar madu tidak mengkristal?
Jawab:
Sebagai pencegahan, ingat tips berikut ini:
– Pilihlah wadah botol kaca untuk penyimpanannya, ingatlah untuk selalu tutup wadah madu dengan rapat.
–     Letakkan madu pada suhu ruang.
–    Agar madu selalu siap di konsumsi hindari penyimpanan madu pada kulkas/ruangan dengan pendingin (AC).
–     Dan jangan lupa, minumlah madu tersebut secara teratur. Ini solusi terbaik, madu habis sebelum mengkristal.

9. Amankah madu untuk penderita Diabetes?
Jawab:
Madu mengandung sekitar 100 unsur berbeda yang dianggap sangat urgen bagi tubuh manusia diantaranya adalah kandungan vitamin A, B1, B3, E, K dan Asam Folat yang bermanfat bagi kesehatan, khususnya bagi orang yang terkena sakit kencing manis. Bagi penderita diabetes, cukup sesendok makan madu untuk menambah gula di dalam darah secara cepat, sehingga dapat membangkitkan sel prancreas untuk menyemprotkan insulin.
Namun yang perlu diperhatikan adalah:
–     Orang yang terkena kencing manis harus rajin dan rutin memeriksakan darahnya. Hal ini diperlukan untuk membatasi kadar yang diperbolehkan, tentu saja atas petunjuk dari dokter.
–     Madu yang dikonsumsi adalah benar-benar madu alami.
Menurut Prof. Dr. Aznan Lelo, Sp.FK, PhD, ahli produk perlebahan dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, beliau menilai bahwa madu dapat dijadikan sebagai gula pengganti yang aman dan efektif bagi diabetesi.
Untuk penggunaan luar, madu telah terbukti efektif untuk membantu penyembuhan luka karena diabetes.

10. Bagaimana dengan anggapan, bahwa madu tidak pas untuk dikonsumsi oleh anak kecil (balita)?
Jawab:
Pendapat ini tidak sepenuhnya tepat. Ada jenis madu yang memang kurang pas untuk balita. Misalnya madu pahit (nektar bunga mahoni) atau madu Lanceng yeng terkenal asam (dihasilkan oleh jenis lebah Trigona SP). Adapun madu yang rasanya manis dan tidak asam atau pahit tidak masalah diberikan pada balita dan anak-anak, bahkan sangat baik untuk tambahan nutrisi dan gizi untuk mereka. Madu yang diberikan kepada balita dan anak-anak hendaknya dalam keadaan telah diencerkan dengan air yang masak, misalnya 2 sendok makan madu dalam 100 cc. Atau sesuai dengan kebutuhan anak-anak.

Sumber :
–     Sarwono, B. “Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Lebah Madu”. Jakarta: Cetakan III. Argomedia.
–     Sihombing, D.T.H. Prof Dr. “Ilmu Ternak Madu”. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press. 1997
–     Agus Murtijo, Bambang, “Memelihara Lebah Madu”. Yogyakarta: Cetakan III Kanisius. 2003
–     Tim redaksi majalah trubus,. “Beternak Lebah Madu”, Jakarta: cetakan XII. Trubus 1999
–    Suranto, Adji, Dr. SPA, Khasiat dan Manfaat Madu Herbal, Jakarta: Agromedia Pustaka, 2004
–     Masun, M. Sadyi , “Jeli Memilih Madu”, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa 2005
–     Purbaya, J Rio, “Mengenal dan Memanfaatkan Khasiat Madu Alami”. Bandung: Cetakan pertama. CV Pionir Jaya 2002
–     Walji, Hasnain, Ph.D, Terapi Lebah, Daya Kekuatan dan Khasiat Lebah, Madu dan Serbuk Sari, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2001.

Mengenal Manfaat Madu

Oleh: Abu Abdilhalim bin Muhammad Zaidin bin Achsan
(Pemerhati Herbal dan Pengobatan Tradisional, sekarang tinggal di Sleman)

Lebah dan Madu adalah bukti akan kebesaran Allah C, sebagai pemilik dan pencipta alam. Sebagaimana yang diisyaratkan dalam al-Quran surat An-Nahl: 69 Baik ilmu ketabiban dan kedokteran menyebutkan bahwa kesehatan manusia berawal dari apa yang dikonsumsinya. Kebiasaan makan yang benar dan sehat sejak usia dini menjadikan tubuh lebih bertahan dari gangguan penyakit. Pada usia dewasa ketidakmampuan seseorang untuk mengatur pola makannya sangat signifikan memicu timbulnya berbagai macam penyakit berat.

Keadaan zaman dan perubahan pola hidup dan pola makan manusia saat ini memang menjadi banyaknya kebutuhan tubuh yang terabaikan. Mineral yang berkurang atau vitamin yang hilang dari makanan yang kita konsumsi menjadikan tubuh seringkali rentan terhadap penyakit. Madu adalah salah satu pengisi kekosongan yang mungkin terdapat dalam tubuh dikarenakan kurang baiknya pola makan kita.

Selama berabad-abad madu yang dibuat oleh lebah dari sari bunga merupakan zat pemanis murni dan alami serta salah satu bahan makanan manusia. Madu berbentuk cairan. Umumnya memiliki rasa manis, karena berasal dari nektar aneka bunga atau bagian tanaman. Madu adalah pangan alami sekaligus obat, yang diproses secara alami oleh lebah disarangnya. Fruktosa dan glukosa merupakan zat utama pada madu.

Madu yang bagus memiliki kalori +/- 3.280 cal/kg. Madu tidaklah dibuat oleh manusia, karena madu yang dibuat secara sintetis akan berbeda rasa, bau, kandungan serta manfaatnya. Yang membedakannya antara lain adalah kadar asam (PH), kandungan enzim diastase, HMF (5 hidroxy-methyl furfural), kadungan fruktosa dan dextrosanya serta kemapuan madu yang dapat memutar optic ke kiri pada alat Polarimeter . Jadi hanya madu yang dikumpulkan dan diproses secara alami oleh lebahlah yang bisa disebut MADU.

MURNI ALAMI.
Madu di Indonesia dihasilkan oleh bermacam jenis lebah diantaranya Jenis lebah liar seperti Apis Dorsata dan Trigona sp serta madu ternak seperti Apis mellifera, Apis Indica dan Apis florae.Jenis madu antara lain madu apel, madu durian, madu kelngkeng, madu rambutan, madu mangga, madu kopi, madu randu, madu hutan, madu kaliandra, serta madu multiflora.

MANFAAT MADU
Beberapa penelitian Ahli yang telah dilaku-kan menunjukan bahwa madu dapat digunakan sebagai antimikroba pada luka termasuk luka pasca operasi. Hal ini disebabkan madu memiliki kadar air yang relatif rendah yakni kurang dari 20% dan kadar gula yang tinggi, kondisi tersebut sangat tidak mendukung untuk pertumbuhan mikroorganisme karena menimbulkan efek osmosis yang dapat membunuh mikroorganisme (Tonks dkk., 2003).

Kemampuan madu sebagai antimikroba yang lain adalah madu memiliki kadar pH yang rendah sehingga bersifat asam yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, madu memiliki tekanan osmotik yang besar serta rasio karbon terhadap nitrogen yang tinggi

(Rosita, 2007). Selain itu juga madu memiliki fungsi sebagai antimikroba karena dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme melalui senyawa hidrogen peroksida yang dihasilkan sehingga bakteri sulit untuk berkembang (Banq dkk., 2003).

Madu juga mengandung enzim sangat bermanfaat untuk pencernaan. Tubuh manusia hanya perlu menyerap karena kandungan gula madu alami sangat mudah untuk dicerna. Proses pembuatan madu dalam perut lebah, dibantu dengan kelenjar air liur, telah mengubah gula nektar menjadi gula levulosa dan dektrosa. Cepatnya penyerapan membuat madu sering digunakan untuk mendapatkan tenaga spontan, menambah stamina dan membuat tubuh tetap bugar bagi olahragawan atau pekerja.

Selain cepat menghasilkan tenaga, madu mempunyai banyak keunggulan dan manfaat antara lain:
1.    Mempunyai sifat hangat, jadi sangat cocok untuk penyakit sindrom singin.
2.    Tidak menimbulkan iritasi
3.    Jenis gula pada madu paling mudah ditangani oleh ginjal
4.    Mampu menenangkan tubuh (memiliki efek sedative) sehingga pas bagi orang yang sulit tidur.
5.    Mudah diperoleh dan harganya relatif terjangkau.
6.    Mampu menjaga daya tahan tubuh dan stamina.
7.    Dapat membantu penyembuhan berbagai jenis penyakit, seperti jantung gangguan metabolisme, hipertensi (tekanan darah tinggi), sariawan, memperlancar peredaran darah, kolesterol, asam urat, gangguan lambung dll
8.    Madu bersifat antioksidan sehingga bermanfaat untuk kesehatan kulit, membuat kulit tampak sehat, terlihat lebih muda serta menjaga kehalusan dan kelembutan kulit.
9.    Memiliki efek anti peradangan (antiinflamasi), seperti radang usus dan radang tenggorokan.
10.    Obat saluran respirasi, seperti pada ashma, batuk dan flu
11.    Obat gangguan mata, diabetes mellitus, dan juga dapat mendukung pertumbuhan mikroba probiotik. Dan masih banyak lagi manfaat yang terkandung dalam madu alami.
12.    Sebagai obat luar, untuk luka bakar dan infeksi akibat penyakit gula (diabetes)

Madu bagi penderita Diabetes
Pada penderita diabetes (kencing manis;penyakit gula) madu asli aman bagi mereka. Penyakit ini diakibatkan karena terganggunya kinerja pankreas dalam memproduksi insulin. Insulin inilah yang berperan untuk memecah zat gula jenis disakarida.Berbeda dengan gula pasir (disakarida) yang membutuhkan enzim insulin untuk dapat dipecah dan diserap tubuh, madu yang merupakan merupakan gula monosakarida akan langsung diserap tubuh dan diubah menjadi energi. Karenanya, madu insya Allah aman bagi penderita diabetes bahkan bisa membantu menstabilkan kadar gula dalam darah menjadi normal.

Pada beberapa rumah sakit, madu dimanfaatkan untuk memperbaiki jaringan kulit yang terinfeksi bahkan mencegah amputasi. Caranya mudah, dengan mengoleskan madu pada bagian tubuh yang sakit. Cara ini yang dilakukan Profesor Jennifer Eddy, MD dari Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat Universitas Winsconsin, Amerika Serikat. Dia juga menuturkan kombinasi antara agen antibakterial dengan hidrogen peroksida yang dihasilkan oleh bakteri, bisa membantu membersihkan infeksi yang sulit diobati dengan metode lainnya.

Obat favorit Hippocrates, “Bapak” ilmu kedokteran adalah madu. Dia mempunyai resep yang disebut sebagai “oxymel”. Dia mengatakan: “The Drink to be employed should there be any pain is vinegar and honey. If there be great thirts, give water and honey”

Bolehkah Anak-anak & bayi mengkonsumsi madu?
Ada pendapat bahwa madu tidak boleh diberikan pada anak dibawah usia 1 tahun karena mengandung Clostridium botulinum, yaitu bakteri yang menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan kalengan. Pendapat ini menurut kami tidak benar dan telah dibuktikan oleh Tim dokter dari rumah sakit Al Kafji National Hospital- Kerajaan Saudi Arabia yang

meneliti lebih dari 220 contoh madu dari berbagai negara dan interview dengan keluarga dari 1500 bayi lebih yang di beri madu sejak lahir.
Dari penelitian ini membuktikan TIDAK ADA SATUPUN madu yang tercemar clostridium Botilinum dan tidak ada satupun bayi yang menderita Botulism karena madu.Jadi peluang adanya Clostridium Botilium pada madu, sama dengan peluang keberadaannya pada bahan makanan lain yang berasal dari alam seperti susu dan lain-lain. Jadi madu insya Allah aman di konsumsi segala usia bahkan bayi di bawah usia 1 tahun, yang terpenting perlu diperhatikan dosis penggunaannya pada anak-anak terutama di bawah usia 1 tahun dan dengan pengencer (dicampur air yang sudah masak).

Dosis penggunaan madu
Dosis maksimal meminum madu adalah 15 mg/ Kg BB/ hari, artinya jika kita orang dewasa muda dengan berat badan 50 Kg, maka dia boleh minum madu maksimal 750 mg (satu botol besar) sehari. Rata-rata orang dewasa dianjurkan meminum madu 100-200 gram atau 3- 9 sendok makan per  hari, sedangkan untuk anak separuhnya, antara 50-100 gram. Tentunya dosis ini jauh dari dosis maksimal. Hal ini yang menyebabkan madu aman untuk penderita diabetes sekalipun. Semoga bermanfaat.

Tips Memilih Madu
1.     Murni dikemas dari Madu alami saja, tanpa melalui proses pemanasan maupun proses lainnya serta bebas dari bahan tambahan makanan seperti pengawet, penambah rasa serta pewarna yang berbahaya.
2.     Terbukti sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI 2004) dibuktikan melalui uji laboratorium.
3.     Aspek legalitas baik dari izin perusahaan maupun izin edar produknya
4.    Perusahaan pengemas dikenal memperhatikan aspek mutu dan aspek halal.

Maraji’:
1.    Al-Qur’an al Kariem.
2.    Hj.Tien Ch. Tirtawinata,Dr.. SpGK, Makanan dalam perspektif Al-Qur’an dan Ilmu Gizi, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006.
3.    Jarvis MD, D.C. Khasiat Sari Apel dan Madu, Sudarmadji,Spd (penerjemah),Jakarta: Prestasi Pustaka, 2002.
4.    Walji Ph.D, Hasnain, Terapi Lebah, Daya Kekuatan dan Khasiat Lebah, Madu dan Serbuk Sari, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2001.
5.    Suranto, Adji, Dr. SPA, Khasiat dan Manfaat Madu Herbal, Jakarta: Agromedia Pustaka, 2004
6.   Kus Irianto, Drs dan Kusno Waluyo, Drs, Gizi dan Pola Hidup Sehat, Bandung; Yrama Widya, 2007.
7.    Sihombing, D.T.H, Ilmu Beternak Madu, Yogyakarta: UGM Press, 1997.

Madu Penghilang Bekas Luka

Bekas luka yang muncul di wajah atau tubuh kadang bisa menurunkan kepercayaan diri seseorang. Tapi ada kabar bahwa madu bisa membantu hilangkan bekas luka. Benarkah begitu?

Madu adalah produk alami yang telah berabad-abad digunakan sebagai obat, salah satunya adalah untuk mengobati dan menghilangkan bekas luka. Tapi sebelum melakukannya, pastikan madu yang digunakan tepat.

James F Balch dan Phyllis A. Balch, dalam ‘Prescription for Nutritional Healing‘ merekomendasikan penggunaan madu yang tidak disaring, tidak dipanaskan dan tidak diproses untuk mendapatkan manfaat terapeutiknya.

Madu alami memang agak kurang menarik jika dibandingkan dengan madu kemasan yang dijual baik di supermarket atau apotek. Tapi sebenarnya madu alami ini memiliki lebih banyak manfaat kesehatan seperti antioksidan yang terkandung di dalamnya.

Dalam jurnal Gulf Heart Association diketahui madu bisa merangsang proses penyembuhan, efektif dalam pengobatan luka dan merangsang regenerasi jaringan, seperti dikutip dari Livestrong, Kamis (16/2/2012).

Untuk menghilangkan bekas luka seperti jerawat direkomendasikan mencampur 2 sendok makan madu dengan 2 sendok makan minyak zaitun, hasil pencampuran ini dioleskan ke kulit.

Setelah itu dipijat selama 3 menit dan menempatkan handuk hangat di kulit. Jika handuk tersebut sudah dingin maka angkat sambil menghapus campuran madu dan minyak zaitun tersebut. Selain itu bisa juga dicampurkan dengan minyak esensial lain untuk membuat masker.

Meski begitu jika seseorang diketahui memiliki jenis kulit yang sensitif, maka tak ada salahnya untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Hal ini untuk mengurangi risiko efek samping di kulit.

Sumber : detik